BUMDES (BADAN USAHA MILIK DESA)



BUMDES (BADAN USAHA MILIK DESA) Beran, Wonosobo; 23 Februari 2021

Hari ini,hari ke tiga kami ke sini,anter anak2 ke kolam renang,mumpung masih gratis,blm ada tiketnya .kolam renang ini memang masih tahap pembangunan,baru kolam renang kecil untuk mainan anak2 yang sudah jadi, fasilitasi kolam renang dewasa,dan sarana prasarana nya masih dalam tahap pembangunan. Harapannya area kolam renang ini nanti nya menjadi water boom yang merupakan salah satu unit usaha bumdes desa beran selain beberapa unit usaha Bumdes yang sudah berjalan. Nama lengkap nya adalah Bumdes Silatri Indah Desa Beran kecamatan Kepil Kab.Wonosobo. 
Bumdes Silatri Indah desa beran ini sudah memiliki beberapa unit usaha yang sudah berjalan,di awali dengan fasilitas rest area. berdirinya ruko dan warung yang dimanfaatkan masyarakat untuk mencari nafkah untuk berusaha dengan berjualan makanan, produk khas wonosobo, pemanfaatanya dengan sistem sewa. selain itu di rest area sudah di lengkapi fasilitas masjid, toilet untuk menambah kenyamanan para pengunjung/pengendara yang ingin melepas penat selama perjalanan dengan di suguhi pemandangan indah gunung sindoro sumbing di sebelah barat rest area. Selain itu aktifitas petani khas desa di sekitaran rest area juga menjadi daya tarik sendiri untuk memanjakan mata. unit usaha mini market yang di kelola langsung oleh Bumdes Silatri indah juga ada di area rest area ini. berdirinya pendopo pertemuan yang cukup megah,pendopo ini terletak di sebelah timur rest area. pendopo di fungsikan dan di manfaatkan dan di sewakan untuk acara2 pertemuan,resepsi, gantangan burung dll. di belakang pendopo ada lahan kurang lebih 4 ha,yang sedang di tanami aneka buah,yang rencana kedepannya di planning sebagai agro wisata,petik buah di kebun. 
Desa beran sendiri terletak di bagian ujung Wonosobo yang berbatasan dengan kab Magelang,desa beran di lewati jalur alternatif ke Magelang dan Jogja dari arah Wonosobo, Banjarnegara,Banyumas raya, jalur alternative ini merupakan jalur tercepat menuju Jogja,jadi jalur ini cukup ramai apalagi di hari2 libur. Pembangunan rest area ini merupakan langkah brilian dari pengurus bumdes dan pemdes desa beran sebagai jawaban akan potensi dari desa Beran. Di saat desa2 lain masih mencari potensi desanya,desa beran sudah menemukan potensi desanya unyuk terus dikembangkan. 
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) merupakan salah satu program pemerintah, harapannya setiap desa mempunyai bumdes, program ini sangat masif terus di dengungkan dan lebih intensif lagi ada pendamping desa di tiap2 desa yang tugasnya untuk membantu pemerintah desa untuk merealisasikan rencana tersebut. tapi pada kenyataanya masih banyak sekali desa2 yang belum mampu mendirikan Bumdes,malah mungkin blm paham apa yang harus di lakukan untuk mendirikan Bumdes. Sebetulnya sudah ada desa-desa yang sudah mampu mendirikan bumdes, di Jawa tengah sendiri,ada beberapa bumdes yang telah maju dalam pengelolaanya, desa Ponggok Klaten sebagai percontohan nasional malah ,dgn potensi sumber mata air yang melimpah menjadi wisata air yang menakjubkan mereka mampu mengemasnya menjadi salah satu desa kaya. ada desa punguk situmbu di Magelang,dgn potensi bukit dgn promo hebatnya menjadikan view terbaik melihat Borobudur secara utuh,ada desa cempaka kab Tegal,potensi tuk mudal di tengah pohon bambu/Pring jadilah desa wisata pasar Papringan dan masih banyak lagi desa2 lainnya. Mereka tumbuh dengan potensi nya masing masing. 
Bumdes tdk harus berbentuk rest area,kolam renang,atau mini market, pasar dll, tentunya unit2 usaha ini tidak seluruhnya pas di terapkan di masing2 desa. Kita tidak serta merta meniru/mencontoh secara keseluruhan ke Bumdes2 yang sudah maju, yang perlu kita tiru adalah bagaimana desa2 tersebut mengali potensi dan mengelola nya dengan benar. Tugas pemerintah desa dengan didampingi pendamping desa untuk mencari potensi itu. Kita percaya setiap desa mempunyai potensi nya masing2 untuk bisa dikembangkan. Potensi itu seperti mencari serpihan puzzzle ditumpukan jerami, disaat puzzle itu ketemu maka akan mudah melanjutkan puzzle selanjutnya sampai menjadi gambar yang nyata.dan kita yakin tiap desa mempunyai potensi masing2.
Menurut saya, Potensi besar di desa-desa di Indonesia adalah potensi pertanian dalam arti luas, krn memang sebetunya desa-desa di Indonesia basic utama pembangunan masyaratnya adalah sebagai petani, SDA Indonesia juga sangat mendukung untuk itu. Banyak sekali potensi desa yang berbasic pertanian yang bisa di kembangkan, dari mulai hulu sampai hilir, dari proses budidaya sampai pemasaran, dari unit usaha pembibitan sampai pabrik pengolahan, dari produk pertanian yang di konsumsi dalam negeri sampai import. Dan tentunya seluruh masyarakat desa yang notabene sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dapat di libatkan di sana. Bayangkan ada sebuah desa yang mempunya BUMDES pabrik pengolahan porang siap import, Bumdes pabrik kacang tanah dua domba (sainganya dua kelinci..hehe), Bumdes Agrowisata, Bumdes Pengolahan pakan jerami instan untuk sapi. Dll. 
Kemetrian pertanian sudah memetakan potensi pertanian dengan di terbitkannya Permentan no 56 tahun 2016 tentang kawasan pertanian. Di permentan tersebut di gambarkan dengan jelas komoditas-komoditas yang bakal di kembangkan di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, desa tentunya dengan melihat potensi SDA dari wilayah tersebut. Turunan dari permentan kawasan tersebut di terjemahkan dengan Master Plan pengembangan kawasan di tingkat provinsi, yang nantinya di turunkan lagi menjadi action plan di tingkat kabupaten. 
Sebetulnya hal ini juga sejalan dengan program dari kementrian pertanian tentang pendirian BUMP (Badan Umum Milik Petani) atau korporasi petani sebagai pengembangan Kelompok tani, yang tentunya kelompok tani adalah masyarakat petani/desa. Tapi masih belum terlihat kolaborasi yang nyata antara Bumdes yang merupakan program Kementrian desa dengan BUMP program dari kementrian pertanian, mereka seolah-oleh seperti bekerja sendiri-sendiri walaupun di lokasi yang sama yaitu desa. Ujung tombak program di tingkat desa yaitu pendamping desa dan penyuluh pertanian masih belum bekerja secara bersama, mereka masih terlalu asyik dengan tugas nya masing-masing. Perlu di rancang kolaborasi teknis yang jelas tentang kolaborasi, koordinasi, dengan dimulai dari antar kementrian/Pusat, OPD prov,Kabupaten, sampai pelaksana teknis di lapangan (pendamping desa dan penyuluh) yang membidangi program BUMP dan BUMDES agar semuanya segera terwujud. sehingga bayangan akan pabrik/perusahaan berbasic pertanian betul terwujud nyata.(wildan)

Comments

Popular posts from this blog

TUTUP KANDANG...

MANFAAT TANAMAN TURI DAN OROK-OROK